Pages

Jumat, 02 Mei 2014

ora reti

ketika malam menyapa..
hari telah berganti...
seakan menandakan adanya gejolak,,,
gejolak hati yang seakan terhanyut oleh gelapnya malam...

 keheningan malam ini membuat hati semakin tak karuan..
....................................
...................................
.......................................

Selasa, 16 April 2013

UN Tingkat SMA Tertunda


Dari Soal yang Terlambat sampai Lembar Jawaban Fotokopian


JAKARTA, KOMPAS.com - Amburadul.Baru dua hari Ujian Nasional (UN) 2013 berlangsung, masalah terus bergulir. Tak hanya persoalan pada naskah soal, masalah juga terjadi pada masalah Lembar Jawab Ujian Nasional (LJUN).

Distribusi naskah soal yang semrawut mengakibatkan kekurangan dan keterlambatan kedatangan naskah soal. Di sejumlah daerah juga mengalami soal yang tertukar di beberapa sekolah. Sementara itu, siswa di sejumlah daerah juga mengeluhkan lembar jawaban yang tipis dan sebagian lagi harus menuliskan jawaban di lembar jawaban fotokopian.

Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Iwan Hermawan, mengatakan bahwa dengan kondisi seperti ini UN tahun ini merupakan sebuah kemunduran besar.

"Ada yang pakai LJUN fotokopian, ada juga yang langsung kerjakan di soal karena perintahnya seperti itu. Katanya lebih maju tapi ini UN malah mundur," kata Iwan kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2013).

"Untuk yang mengerjakan di soal ini kan kasian juga. Kenapa dia tidak diulang saja untuk memindahkan jawabannya ke LJUN yang sesuai," jelas Iwan.

Seperti diketahui, pihak pemerintah menginstruksikan bagi sekolah yang mengalami kekurangan soal dapat menggunakan cadangan atau menggandakan naskah soal tersebut. Bagi soal yang tertukar tentu saja harus diambil soal yang benar terlebih dahulu.

"Sekarang hampir 30-40 persen di tiap sekolah kurang soal. Dari empat ruang, dua atau tiga ruang akhirnya pakai fotokopian semua," ungkap Iwan.

Sementara kebijakan untuk mengerjakan UN langsung di naskah soal dan nanti yang akan memindahkan ke LJUN adalah panitia dinilai rawan kecurangan. Semestinya si anak sendiri yang memindahkan jawaban ke LJUN dengan didampingi beberapa pengawas.
Atau untuk anak-anak yang bernasib seperti ini ya diberi kesempatan ulang. Termasuk yang LJUNnya robek," ujar Iwan.

"Kalau soal yang tertukar seperti SMA jadi ada soal SMK, itu akhirnya juga fotokopi. Ini kacau sekali," tandasnya.

Rabu, 06 Februari 2013

Contoh Menganalisis Artikel


 Analisis Artikel

Date: 30 Maret 2009
Publication: Kompas
Page: 39
              Analisis Artikel ”Lestarikan Hutan Bakau

       Artikel berjudul ”Lestarikan Hutan Bakau” ini menceritakan tentang keindahan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur Jambi. Harmonisasi yang tercipta antara alam dan satwa-satwa liar yang tergolong satwa langka di sana, bagaikan sebuah dunia lain yang jauh berbeda dengan suasana perkotaan yang padat dan semrawut. Hal ini di rasakan sendiri oleh sang penulis, Irma Tambunan yang berkesempatan menjelajah cagar alam ini bersama sembilan orang rekannya, yang sebagian besar personel Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
      Artikel ini menambah pengetahuan pembacanya, karena isinya mengandung banyak ilmu pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan langka yang hidup di hutan bakau dan harus dilestarikan. Perjalanan menyusuri cagar alam seluas 4,126 hektar ini diwarnai dengan bermacam-macam pengalaman unik yang berharga. Mulai dari melewati sekumpulan biawak (Varanus salvator) yang tengah merapat ke dahan pohon, ular yang melingkar di atas pohon dekat sekali dengan kepala para rombongan, kelompok kera ekor panjang yang sedang bermain-main di dahan pohon, hingga berbagai jenis burung laut, seperti kawanan bangau putih susu (Mycteria cinerea), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), serta elang laut (Haliaeetus leucogaster) yang berstatus dilindungi. Warga yang hidup di sekitar hutan bakau tidak pernah memburu satwa-satwa langkanya.
       Dalam artikel ini juga membahas bermacam-macam fungsi hutan bakau, baik bagi penduduk setempat maupun bagi keutuhan pantai dan kehidupan spesies akuatik. Pembaca jadi sadar bahwa fungsi hutan bakau adalah untuk melindungi masyarakat dari tsunami dan intrusi air laut. Hutan bakau juga bisa menjadi perisai, menetralisir air asin, menjaga garis pantai tetap stabil, serta mencegah erosi pantai. Selain itu, pada satu pohon bakau saja terdapat lima sampai enam sarang lebah yang madunya bisa dipanen warga sekitar, akibatnya dalam satu bulan warga bisa memanen hampir dua ton madu. Dengan demikian, sangatlah penting untuk menjaga dan melestarikan hutan bakau. Kegiatan penebangan hutan bakau untuk tempat tambak ikan yang pernah marak terjadi pada tahun 2005 sempat mengancam kelestarian dan keseimbangan hutan.
     Dilihat dari judulnya, ”Lestarikan Hutan Bakau”, seolah-olah menghimbau pembaca untuk ikut melestarikan hutan bakau, karena banyak sekali kegunaannya. Para pembaca yang peduli terhadap lingkungan ketika melihat judul ini akan tertarik untuk mengetahui dan menambah ilmu tentang pelestarian hutan bakau. Artikel ini menceritakan fungsi-fungsi daripada hutan bakau dengan sangat detail, demikian juga dengan manfaat-manfaatnya bagi penduduk sekitar hutan bakau. Namun tidak disebutkan bahwa hutan bakau juga penting dilestarikan sebagai salah satu paru-paru dunia demi mengurangi pemanasan global yang terjadi sekarang. Selain itu seharusnya gaya penulisannya lebih ditekankan pada persuasif, sehingga masyarakat lebih terhimbau lagi untuk ikut melestarikan hutan bakau, sesuai dengan judul artikelnya. Yang terjadi pada artikel ini adalah digunakannya paragraf deskriptif untuk menggambarkan keadaan hutan bakau, dan hanya sedikit kalimat persuasif yang kurang kuat dalam paragraf penutup.
      Solusi yang ditawarkan dalam artikel ini sangat sedikit, yaitu kelestarian hutan sangat bergantung pada masyarakat sekitarnya. Akan lebih baik lagi apabila ditambahkan solusi yang lebih efektif dan melibatkan semua orang, termasuk para pembaca juga supaya turut ambil bagian melestarikan hutan bakau, baik yang di Jambi maupun hutan bakau dimana pun berada. Juga tidak disertakan nomor kontak maupun alamat yang bisa dihubungi sehingga pembaca tidak bisa mengetahui lebih lanjut cara melestarikan hutan bakau. Sedangkan informasi dari narasumber Aziz Sembiring, seorang petugas BKSDA dirasa sudah cukup lengkap dan jelas.

Cara Menganalisis Berita



MENGANALISIS  BERITA
Informasi yang diperoleh dari suatu berita hinggap di memori otak kita bersifat memory jangka pendek (Short Term Memory/ STM). Namun berita juga dapat menjadi memori jangka panjang jika berita yang menginformasikan suatu peristiwa dilakukan dengan frekuensi tinggi, terus diulang-ulang dengan durasi yang tinggi pula.
Berita menjadi ingatan jangka panjang pemirsa biasanya menyangkut berbagai “isu-isu yang tidak biasa”  (uncommon issue) sehingga menjadi perhatian publik. Contoh nyatanya adalah berita-berita mengenai kasus Nazaruddin atau berita kecelakaan Saipul Jamil saat ini. Frekuensi pemberitaan tentang kasus ini sangat tinggi, bahkan hingga mencapai titik jenuh. Banyak orang yang merasa jenuh dengan berita itu-itu saja yang diangkat media.
Untuk menilai kebenaran atau validitas suatu berita tidaklah mudah, karena banyak hal yang mendasari munculnya suatu berita. Suzanne Pitner (pengajar dan aktivis media) pernah menulis artikel berjudul “How to Analyze the News“. Ia memberikan beberapa tips untuk menganalisis berita, yang ia singkat dengan istilah strategi COPS (Context, Opinion, Perspective, Sources):
1. Context: Kenali Berita sesuai Konteksnya!

Berita bersifat menginformasikan realitas yang bersifat sepotong-sepotong. Realitas diambil melalui kamera atau mata wartawan dan diinformasikan ke publik. Kamera dan mata wartawan tentunya memiliki keterbatasan. Pemilihan angle kamera dan fokus pemberitaan dari seorang wartawan yang bersifat subyektif pun ikut andil, sehingga berita tidak bisa menginformasikan realitas yang sebenarnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan waktu, pelaporan media (khususnya pemberitaan melalui televisi) selalu memberikan sedikit informasi. Pemirsa harus bersedia membaca lebih lanjut untuk menemukan informasi yang menempatkan berita televisi dalam konteksnya.

Konteks berbeda dengan apa yang tampak. Konteks lawannya adalah teks (teks tidak terbatas pada tulisan tetapi dapat diperlebar maknanya pada apa saja yang tampak). Teks memberikan informasi yang bersifat denotatif, sedangkan konteks merupakan pemahaman dari makna teks yang bersifat konotatif. Pemahaman konotatif setiap orang berbeda-beda dari makna denotatifnya karena dipengaruhi latar belakang, pendidikan, dan sebagainya.

Sebagai contoh, sebuah berita tentang seorang selebriti memukuli pacarnya. Ini adalah teks. Maka, pemirsa yang tekstual akan melihat informasi ini sebagai sebuah informasi “telanjang”. Lantas dinilai secara “hitam atau putih”. Tetapi, pemirsa yang kontekstual tidak berhenti pada informasi yang tampak, akan tetapi akan mencari lebih dalam: kenapa peristiwa itu terjadi, kronologi peristiwa, cara untuk mencegah hal itu, dan apa yang harus dilakukan ketika menghadapi hal tersebut, adalah informasi yang dapat menempatkan berita ke dalam konteks.

2. Opinion: Pisahkan Pendapat dari Fakta!

Pendapat dari narasumber dalam berita atau opini dalam sebuah artikel bukan sebagai fakta. Tulisan wartawan atau opini penulis sebetulnya menulis sesuai dengan cara pandang dirinya, pemahaman dirinya, bukan fakta yang sesungguhnya. Fakta tidak berada dalam persepsi manusia, melainkan berada di luar persepsi manusia. Setiap orang berhak untuk mengklaim bahwa pendapat dirinya mewakili fakta, tetapi fakta tidak bisa diwakili oleh siapapun. Fakta berdiri sendiri. Opini manusia sesungguhnya semuanya bersifat subyektif. Persepsi manusia terhadap api tidak bisa menggambarkan api yang sesungguhnya, karena api persepsi tidak membakar sedangkan api sejati sifatnya membakar.

Meskipun pendapat tidak bisa seratus persen mewakili fakta, tetapi ada cara agar pendapat sedikitnya mewakili meskipun tidak benar-benar mewakili. Bagaimana caranya? Yaitu dengan metode hermeneutik. Metode hertemenutik adalah metode untuk menjembatani agar opini dapat berbasis pada fakta, yaitu dengan narasi yang lengkap, angka statistik dan tidak sepotong-sepotong. Tulisan berita umumnya tidak bisa menggunakan metode ini. Yang bisa adalah tulisan feature karena kaya akan deskripsi dari relung-relung terdalam dari realitas. Selain itu, harus disertai bukti yang digunakan dan dengan cara yang baik serta logis. Gambar-gambar dapat dijadikan alat bukti.

3. Perspective: Lihatlah Cara Pandang Pemberitaannya!

“Pemerintah telah gagal dalam menjamin keamanan negara, ada apa dengan negara ini…”.

Kalimat tersebut sering didengar di editorial salah satu media di Indonesia, karena editorialnya dibacakan dengan illustrasi yang dianggap mewakili dari narasinya di televisi. Kalimat tersebut menunjukkan cara pandang media yang sangat subyektif. Kalimat tersebut bersifat emosional, bukan memberitakan. Media dengannya telah melakukan penilaian bahkan mengadili. Padahal media tidak punya kapasitas untuk menilai dan mengadili. Media adalah perantara (medium), dengannya cara pandang media harus independen.

Perspektif media tidak boleh tumpang-tindih dengan kepentingan. Dengan alasan  kendala waktu dan ruang maka media akan menentukan cerita mana yang mendapatkan ruang yang paling banyak, dan cerita mana yang diedit atau bahkan dipetieskan. Pertimbangan untuk melakukan tersebut harus dari perspektif publik bukan dari perspektif pemilik modal.

4. Sources: Bandingkan Berita dengan Banyak Sumber!

Media memiliki berbagai macam aliran, jika fokus hanya di satu media maka perspektif pembaca digiring untuk sama dengan perspektif yang digunakan oleh media. Berita mengenai satu kasus bisa berbeda penyampaiannya oleh media yang berbeda pula. Maka, salah satu cara untuk memahami berita yang sebenarnya adalah dengan memahami dari berbagai sumber. Teknik trianggulasi dapat digunakan. Trianggulasi adalah pembuktian informasi melalui berbagai sumber media atau dengan berbagai sumber opini.

Minggu, 30 Desember 2012

Pesta Tahun Baru 2013

 Perayaan Malam Tahun Baru 2013



    Sebentar lagi kita memasuki pergantian tahun dari tahun 2012 menuju tahun 2013. Tepatnya pada dtanggal 31 desember nanti pasti setiap anda tidak akan melewatkan pergantian tahun ini dengan tidur dirumah saja. Pastinya anda ingin merayakannya dengan kumpul dengan teman atau mengikuti perayaan yang diadakan di kota anda. 

     Malam tahun baru identik dengan perayaan atau pesta bareng teman-teman guna melewati pergantian tahun dengan berbagai kegiatan, misalnya seperti ular-ularan di jalanan menggunakan motor, ada juga yang ngumpul di rumah temen dan sebagainya....

   Bagi anda yang berada di yogyakarta dan sekitarnya malam tahun baru atau pesta kembang api akan di rayakan di titik 0 yogyakarta, sekitar malioboro ujung, dekat dengan kantor POS. Seluruh jalan Malioboro hingga alun-alun utara.


  
Bunyi TRompet,letusan kembang api terdengar dimana-mana pertanda pergantian tahun 2012 menuju tahun 2013 akan kita masuki,  momen pergantian tahun adalah momen yang selalu di tunggu-tunggu oleh setiap insan di seluruh dunia. semoga di tahun 2013 ini kita menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun-tahun yang lalu...

" SELAMAT TAHUN BARU 2013..........^_^ "





Kamis, 27 Desember 2012

Cara Belajar Efektif



CIRI-CIRI BELAJAR

1.Perubahan terjadi secara sadar. individu menyadari perubahan tersebut.
2.Perubahan dalam belajar bersifat fungsional/ berguna.
3.Perubahan bersifat positif (ke arah yg lebih baik dr sebelumnya) dan aktif (karena usaha individu, tidak terjadi dg sendirinya)
4.Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Tingkah laku setelah belajar akan bersifat menetap.
5.Perubahan  tsb memiliki tujuan dan arah
6.Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Tips Belajar Efektif 

1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat

Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh.
Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman

Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan.
Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari

Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan.

4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran

Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

5. Membaca Adalah Kunci Belajar

Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal

Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu.
Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

7. Hapalkan Kata-Kata Kunci

Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya.
Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

8. Latih Sendiri Kemampuan Kita

Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita.
Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Sediakan Waktu Untuk Istirahat

Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat.
Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum.
Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.
Learning
adalah kunci
untuk mendapatkan apa yg kita inginkan
nLearning adalah kemampuan yang selalu dibutuhkan, baik itu untuk karir ataupun dalam menjalani kehidupan.

nDengan belajar dapat membuat seseorang sukses dalam profesi maupun sukses dalam kehidupan.










Minggu, 23 Desember 2012

Metode S.W.O.T

    SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threats) dalam diri sendiri untuk maju. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengthsweaknessesopportunities, dan threats). SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari kesempatan (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari kesempatan (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.